BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam hidup ini manusia perlu
mempertahankan keseimbangan tubuh. Akan
tetapi, terkadang manusia juga mengalami penurunan dalam mempertahankan
keseimbangan tubuh. Maka dari itu, kita perlu mempelajari kebutuhan mekanika
tubuh dan postur tubuh yang baik.
Mekanika tubuh meliputi
pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot tertentu digunakan
untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam menggunakan
mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang
pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi
fungsi integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain
itu, ada kelompok otot tertentu yang terutama digunakan unutk pergerakan dan
kelompok otot lain membentuk postur/bentuk tubuh.
Manusia dapat bergerak berpindah
tempat sesuai keinginannya. Gerak bebas tersebut terjadi sebagia hasil kerja
sama antara dua sistem organ, yaitu kerangka atau rangka dan otot. Rangka yang
tersusun atas tulang-tulang dapat bergerak karena di gerakkan otot. Jadi
sebenarnya rangka tidak mempunyai kemampuan untuk menggerakkan dirinya. Oleh
sebab itu, rangka disebut alat gerak pasif.
Otot mempunyai kemampuan untuk
berkontraksi atau memendek dan berlelaksasi atau mengendur. Jika otot memendek
akan dihasilkan tenaga dan terjadilah gerakan organ-organ yang dilekati atau
pun organ disekitarnya kearah tertentu. Bila otot mengendur maka organ-organ
akan bergerak kearah yang berlawanan. Berdasarkan ini maka otot disebut alat
gerak aktif.
Postur tubuh/body aligment
merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan
bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah persendian,
tendon, ligamen, dan otot. Apabila keempat bagian tersebut digunakan dengan
benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal,
seperti dalam posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar.
Body alignment yang buruk dapat
mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat mengarah
pada gangguan. Perawat merupakan role model yang penting dalam mengajarkan
kebiasaan yang sehat/baik.
Postur tubuh yang baik dapat
meningkatkan fungsi tangan dengan baik, mengurangi jumlah energi yang
digunakan, mempertahankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan, memperluas
ekspansi paru, dan memingkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan body
mekanik?
2.
Bagaimna prinsip
pergerakan/mekanik?
3.
Faktor apa saja yang mempengaruhi
pergerakan dan ambulasi?
4.
Bagaimana konsekuensi kurangnya
ambulasi?
5.
Apa saja struktur abnormal yang
pengaruh pergerakan dan ambulasi?
6.
Bagaiman asuhan keperaatan body
mekanik?
7.
Apa yang dimaksud dengan body
alligment?
8.
Apa prinsip body alligment?
9.
Apa yng dimaksud dengan gravity?
10.
Apa yang dimaksud dengan postural
reflekxes dan opposing muscle group?
11.
Bagaiman perubahan dalam postur
dan struktur anatomi?
12.
Apa saja struktur abnormal yang
mempengaruhi posisi dan konsekuensi posisi tubuh yang kurang baik?
13.
Bagaimna asuhan keperawatan
gangguan BA?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan Makalah ini
adalah Agar mahasiswa keperawatan dapat mengetahui dan memahami serta dapat
menerapkan konsep body mekanik dan body alligment.
.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Body Mekanik
Merupakan usaha koordinasi dari
muskuloskeletal dan system saraf untuk mempertahankan keseimbangan tubuh dengan
tepat. Mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efesien, yaitu tidak
banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi, serta aman dalam menggerakkan dan
mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas.
2.1.1 Prinsip Pergerakan Mekanik
Body
mekanik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan digunakannya
tubuh dan bagian-bagianya secara effisien , aman dan terkoordinasi untuk memindahkan
suatu obyek dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Dalam hal ini difokuskan pada
penggunaan body mekanik oleh perawat pada saat mengatur posisi pasien diatas
bed , memindahkan pasien diantara bed,kursi roda dan brankat.
Perawat
menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, seperti
berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan memindahkan
klien, dan menggerakan objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat
mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat
meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu
kemampuan perawat unuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien.
Perawat juga mengganbungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis dan patologis
pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh. Prinsip yang digunakan dalam mekanik
tubuh adalah sebagai berikut :
a. Gravitasi
Merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan dalam
melakukan mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu
dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam
gravitasi :
1) Pusat gravitasi (center of grafity), titik yang
berada dipertengahan bulan.
2) Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis
imajiner vertikal melalui pusat gravitasi.
3) Dasar dari tumpuan (base of support), merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat
untuk menopang/menahan tubuh.
b. Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan
mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi di
antara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
c. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh,
yang sangat diperhatikan adalah berat atau bobot benda yang akan diangkat
karena berat benda tersebut akan mempengaruhi mekanika tubuh.
2.1.2 Pergerakan
dasar dalam mekanika tubuh
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari
kebutuhan aktivitas manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat
beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya:
a. Gerakan ( ambulating
).
Gerakan yang benar dapat membantu
mempertahankan keseimbangan tubuh. Contoh: keseimbangan orang saat berdiri dan
saat jalan akan berbeda. Orang yang berdiri akan lebih mudah stabil
disbandingkan dalam posisi jalan. Dalam posisi jalan akan terjadi perpindahan
dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain, dan posisi gravitasi akan
selalu berubah pada posisi kaki.
b.
Menahan ( squatting ).
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu
berubah.contoh : posisi orang duduk akan berbeda dengan orang jongkok, dan
tentunya berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu
diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan
diperlukan dasar tumpuan yang tepat.
c.
Menarik ( pulling ).
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan
benda. Yang perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda, posisi kaki dan
tubuh dalam menarik, sodorkan telapak tangan dana lengan atas dipusat gravitasi
pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul,
lutut, dan pergelangan kaki ditekuk, lalu dilakukan penarikan.
d. Mengangkat ( lifting ).
Mengangkat merupakan pergerakan daya
tarik. Gunakan otot-otot besar besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian
bawa, perut, dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian
belakang.
e. Memutar
( Pivoting ).
Merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang
belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga unsur gravitasi agar
tidak berpengaruh buruk pada postur tubuh.
2.1.3
Faktor yang mempengaruhi pergerakan dan ambulasi
Ambulasi (ambulation) adalah tindakan berjalan atau
bergerak dari satu tempat ke tempat lain tanpa perangkat seperti tongkat atau
kruk atau usaha seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah tempat.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Mekanika
Tubuh dan Ambulasi
·
Status Kesehatan.
. Perubahari status kesehatan dapat
memengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistcm saraf berupa penurunan
koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya
kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dan lain-lain.
·
Nutrisi.
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu
proses pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh
dapat menyebabkan kelemahan otot dari memudahkan terjadinya penyakit. Sebagai
contoh, tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.
·
Emosi.
Kondisi psikologis sesearang dapat memudahkan
perubahan perilaku yang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dari
ambulasi baik. Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat,
dan harga diri yang rendah, akan mudah mengalami
perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
·
Situasi dan Kebiasaan.
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan
sesorang misalnya sering mengangkat benda-benda yang berat.
·
Gaya Hidup.
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres
dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga
dapat mengganggu koordinasi antara sistem muskuloskeletal dan neurologi, yang
akhirnya mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
·
Pengetahuan.
kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan
menjadikan seseorang berisiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurolobri
dan muskuloskcletal. Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh
akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya
dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya,
pcngetahuan yang buruk tentang
penggunaan mekanika tubuh akan memperbanyak tenaga yang di keluarkan.
2.1.4
Konsekuensi kurangnya ambulasi
Penggunaan mekanika tubuh secara
benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara berlebihan. Dampak yang dapat
ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah sebagai berikut :
·
Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya
kelelahan dan gangguan dalam system muskuloskletal.
Resiko terjadinya kecelakaan pada
sistem muskulusletal. Seseorang salah dalam berjongkok atau berdiri, maka
akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal,
misalnya kelainan pada tulang vertebrata.
1.
Jatuh
2.
Cidera belakang
Harber (1985), memberikan daftar
penyebab cidera belakang yang paling sering terjadi pada perawat yang bekerja
di rumah sakit yaitu :
a.
Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%)
b.
Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%)
c.
Memindahkan bed (27%)
d.
Mengangkat pasien keatas brankat(22%)
2.1.5
Struktur abnormal yang mempengaruhi pergerakan dan ambulasi
Beberapa gangguan pada
muskuloskeletal dapat merangsang pergerakan:
a. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit
tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah,
disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang
dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
b.
Compression fraktur pada vertebra
Fraktur dimana tulang mengalami
kompresi (terjadi pada tulang belakang).
c. Osteoartritis
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis
degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa
nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang
penyusun sendi.
Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa
disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun
sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara
tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah
ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.
Pada kondisi kekurangan cairan sinovial lapisan
kartilago yang menutup ujung tulang akan bergesekan satu sama lain. Gesekan tersebut
akan membuat lapisan tersebut semakin tipis dan pada akhirnya akan menimbulkan
rasa nyeri.
d. Osteomyelitis
adalah
peradangan sumsum tulang dan jaringan tulang disekitarnya yang di sebabkan oleh
infeksi mikroganisme pathogen (yang dapat menyebabkan penyakit), umunya oleh
jenis staphylococcus bakteri biasanya mencapai tulang secara langsung melalui
luka terbuka tapi dapat pula melalui hematogen (penyebaran melalui peredaran
darah) osteomyelitis banyak terjadi pada anank
e. Ankylosing spondilitis
Merupakan penyakit jaringan ikat
yang ditandai dengan peradangan pada tulang belakang dan sendi-sendi yang
besar, menyebabkan kekakuan dan nyeri. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi
penyakit ini cenderung menyerang anggota keluarga, menunjukkan adanya peran
dari genetik.
f.
Rhematoid artritis
Merupakan penyakit autoimun
(penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya
sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit
ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan
radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan
penipisan tulang. RA dapat mengakibatkan nyeri, kemerahan, bengkok dan panas di
sekitar sendi. Berdasarkan studi, RA lebih banyak terjadi pada wanita
dibandingkan pria dengan rasio kejadian 3 : 1.
Umumnya penyakit ini menyerang
pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Pada
penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun. Gejala yang lain yaitu
berupa demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah dan kurang darah.
Namun kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya. Diperkirakan kasus
Rheumatoid Arthritis diderita pada usia di atas 18 tahun dan berkisar 0,1%
sampai dengan 0,3% dari jumlah penduduk Indonesia.
g. Skoliosis
Skoliosis adalah kelainan pada
rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Sebanyak 75-85% kasus
skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya.
Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang
diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom
Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya. Berbagai kelainan tersebut
menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna
dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung.
Ahli bedah tulang (ortopedi)
mengklasifikasikan idiofatik skoliosis ke dalam empat kategori berdasarkan usia
penderita ketika kelengkungan tulang terlihat untuk pertama kalinya. Keempat
kategori tersebut adalah skoliosis idiofatik anak-anak, remaja, pada remaja
yang berada di sekitar masa pubertas, dan dewasa.
i. Atropi otot
Atrofi (bahasa Inggris: atrophy)
merupakan simtoma penyusutan jaringan atau organ. Atrofi berkemungkinan berlaku
akibat tindak balas adaptasi terhadap tekanan sehingga isi padu sel mengerut
dan seterusnya keperluan tenaga diturunkan ke tahap yang minimum. penyebab lain
yang mungkin ialah sel kurang digunakan seperti dalam otot rangka. selain
penurunan keperluan sesuatu fungsi, kekurangan bekalan oksigen atau nutrisin,
inflamasi kronik dan proses penuaan juga menyumbang kepada fenomena atropi.
Begitu juga dengan gangguan isyarat dalam tindakan hormon berakibat fungsi
sesuatu organ berkurangan.
j. Ketegangan dan keseleo.
2.1.6
pengkajian mekanik tubuh dan ambulasi
Pengkajian keperawatan pada masalah
mekaika tubuh dan ambulasi, antara lain menilai adanya kemampuan dan
keterbatasan dalam bergerak dengan cara bangkit dari posisi berbaring ke posisi
duduk, kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan posisi.
Selanjutnya, menilai adanya kelainan dalam mekanika tubuh pada saat duduk,
beraktivitas atau saat pasien mengalami bergerakan serta pengkajian terhadap
status ambulasinya. Kemudian, menilai gaya berjalan pasien (mantap atau tegak
lurus), ayunan lengan atas (pantas atau tidak), kaki ikut siap pada saat ayunan
atau tidak, langkah jatuh jauh dari garis gravitasi atau tidak serta berjalan
apakah diawali dan diakhiri dengan mudah atau tidak.
1.Pengkajian
Menilai kemampuan dan keterbatasan
dalam bergerak dengan cara :
·
Bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk .
·
Bangkit dari kursi ke posisi berdiri
·
Menilai gaya berjalan
·
Perubahan posisi
·
Saat pasien bergerak
·
Saat beraktifitas
·
Status ambulasi
2.1.7
Diagnosa keperawatan
Ø Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengam adanya kelemahan akibat spasme pada
extremitas, nyeri akibat arthritis, penggunaan alat bantu dalam waktu yang
lama.
Ø Resiko
cedera berhubungan dengan adanya paralysis, gaya berjalan tidak stabil,
penggunaan tongkat yang tidak benar.
Ø Kurang
perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.
2.1.8
Rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan mekanik tubuh dan ambulasi
Tujuan :
Ø Memperbaiki
penggunaan mekanika tubuh pada saat
melakukan aktifitas.
Ø Memulihkan
dan memperbaiki ambulasi
Ø Mencegah
terjadinya cedera akibat jatuh
Perencanaan :
Ø Terapi
latihan : Mobilitas Sendi : pergerakan tubuh aktif atau pasif untuk
mempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas sendi.
Ø Penaturan
Posisi : tempatkan pasien yang sesuai untuk meningkatkan kenyamanan,
meningkatkan integritas kulit, dan mendukung kemandirian.
Ø Berikan
penguatan positif selama aktivitas
Ø Dukung
pasien / keluarga untuk memandang keterbatasan secara realistis.
Ø Monitor
keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
Ø Bantu pasien
dalam melakukan aktivitas sendiri
Ø Catat tanda
vital sebelum dan sesudah aktivitas
Ø Kolaborasi
dengan dokter dan fisioterapi dalam katihan aktivitas
Ø Lakukan
istirahat yang adekuat setelah latihan dan aktivitas
Ø Berikan diet
yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
Ø Berikan
pendidikan kesehatan tentang :
Ø Perubahan
gaya hidup untuk menyimpan energy
Ø Penggunaan
alat bantu pergerakan.
2.1.9
Tindakan keperawatan
a.
Latihan ambulasi
ü Membantu
klien duduk diatas tempat tidur
Cara :
·
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
·
Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping
badannya dengan telapak tangan menghadap ke bawah
·
Berdirilah di samping tempat tidur kemudian letakkan
tangan pada bahu pasien.
· Bantu pasien untuk duduk dan beri
penopang / bantal.
b.
Turun dan berdiri
Cara :
·
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
·
Atur kursi roda dalam posisi terkunci
·
Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki
merenggang
·
Fleksikan lutut dan pinggang Anda.
·
Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua tangannya di
bahu Anda dan letakkan kedua tangan Anda di samping kanan dan kiri pinggang
pasien
·
Etika pasien melangkah ke lantai tahan lutut Anda pada
lutut pasienBantu pasien tegak dan
·
jalan sampai ke kursi
·
Bantu pasien duduk di kursi dan
atur posisi agar nyaman
·
Membantu berjalan
Cara :
·
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
·
Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping
badan atau memegang telapak tangan Anda.
·
Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan
lengan bahu pasien
·
Bantu pasien berjalan
2)
Membantu Ambulasi dengan
Memindahkan Pasien
Merupakan tindakan keperawatan
dengan cara memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan
sendiri dari tempat tidur ke branchard.
Cara :
·
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
·
Atur branchard dalam posisi terkunci
·
Bantu pasien dengan 2-3 perawat
·
Berdiri menghadap pasien
·
Silangkan tangan di depan dada
·
Tekuk lutut Anda, kemudian masukkan tangan ke bawah
tubuh pasien.
·
Perawat pertama meletakkan tangan di bawah leher /
bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan
panggul pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan di bawah pinggul dan
kaki.
·
Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard
·
Atur posisi pasien di branchard
2.1.10
Evaluasi
Evaluasi
yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
mekanika tubuh dan ambulasi adalah :
- Masalah mekanika tubuh dan
ambulasi teratasi dengan baik.
- Klien mampu menggunakan
mekanika tubuh dengan baik.
- Klien mampu menggunakan alat
bantu gerak dengan baik.
- Klien mampu mengambil benda, naik
turun, tidur dan berjalan dengan mandiri.
2.2
Pengertian Body Alligment
Body
alignment adalah susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan
bagian-bagian tubuh yang lain. Body alignmen baik akan meningkatkan
keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam posisi
berdiri, duduk, maupun tidur. Body aligment yang baik: keseimbangan pada
persendian otot, tendon, ligamen.
Body
Alignment yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan yang baik,
mengurangi
jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan, mengurangi
kelelahan, memperlyas ekspansi paru Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi
gastrointestinal
Body
alignment yang buruk dapat: Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi
kesehatan yang dapat mengarah pada gangguan. Perawat merupakan role model yang
penting dalam mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh yang baik.
2.2.1
Prinsip body alligment
Prinsip
body alligment adalah sebagai berikut:
1.Keseimbangan
dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support.
2.
The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan
keseimbangan lebih besar.
3.Jika
line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak
digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
4.The
base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan
menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
5.
Perubaan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.
6.Body
alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri
kelelahan otot dan kontraktur.
7.Karena
struktur enatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara
individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
8.Memperkuat
otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament ketika body
alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hati-hati.
2.2.2 Gravity
Gravity adalah atraksi timbal
balik antara tubuh dan bumi. Pusat gravity adalah titik pusat seluruh massa
dari suatu objek. Memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.
Garis gravitasi, merupakan garis imaginer vertical melalui pusat
gravitasi. Dasar tumpuan, merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi
istirahat untuk menopang atau menahan tubuh.
2.2.3
Postural reflekxes dan opposing muscle group
Merupakan aksi dari otot postural
(ekstensor) yang terus menerus menahan seseorang pada posisi tegak melawan
grafitasi bumi.
Jenis dari postural reflex :
a.Otot ekstensor: otot-otot anti
gravity.
b.
Kontraksi otot-otot menyokong posisi tegak disebut postural tonus.
c.Numorous postural/Righting
reflek merangsang dan mempertahankan postural tonus adalah:
1. Labryn
sense
Organ sensor yang
terdapat dalam organ telinga bagian dalam
2. Visual
/optic reflek
Sensasi visual membantu seseorang dalam mendapatkan
kesadaran mengenai tata ruang dan hubungan antara satu subyek dengan
lingkungannya.
3. Proprioceptor /kinestetik sense
Ini sering disebut sebagai indera keenam .
4.
Ekstensor atau anti grafitasi reflex
Yang termasuk otot-otot ekstensor diantaranya
otot-otot pada ekstremitas bawah,otot-otot abdomal,otot-otot adductor pada
scapula dan otot-otot kaki bawah.
5. Plantar
reflex
Tekanan melawan telapak kaki oleh permukaan tanah akan
menimbulkan reflex kontraksi otot-otot ekstensor dari otot-otot kaki bagian
bawah
Pembentukan postur tubuh dapat
dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Status Kesehatan.
Perubahan status keschatan dapat mc;nimbulkan keadaan yang tiidak optimal
terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan
sehingga dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh.
2.
Nutrisi. Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam
membantu proses pengaturan keseimbangan organ, otot, tendon, ligamen dan
persendian. Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan energi pada organ tersebut
akan kurang sehingga dapat proses keseimbangan.
3.Emosi. Emosi dapat menyebabkan
kurangnya kendali dalam menjaga kescimbangan tubuh. Ilal tersebut dapat
mcmcngaruhi proses koordinasi pada otot, ligamen, sendi dan tulang.
4. Gaya
Hidup. Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang jadi lebih baik atau bahkan
sebaliknya menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat
misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan kcgiatan sehari-hari,
dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkcmbang dengan
baik.
5.Perilaku dan Nilai. Adanya
perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat memengaruhi pembentukan postur
tubuh. Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempati
dapat memengaruhi proses pembcntukan postur tubuh orang lain yang berupaya
untuk selalu bersih dari sampah.
2.2.4 Perubahan
dalam postur dan struktur anatomi
Beberapa
posisi tubuh dalam aktivitas tertentu benar ataupun salah, jika berlangsung
lama akan menyebabkan kerusakan syaraf-syaraf superfasialis,kerusakan pembuluh
darah serta kontraktur. Setiap orang mempunyai anatomi yang berbeda, ini akan
membawa pengaruh pada postur tubuh sesorang , meskipun hanya sedikit.
2.2.5 Struktur abnormal yang
mempengaruhi posisi dan Konsekuensi posisi tubuh yang kurang baik
a. Tortikolis
Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot sternokleidomastoideus berkontraksi.
Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot sternokleidomastoideus berkontraksi.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: operasi,
pemanasan, topangan, atau imobilisasi berdasarkan penyebab dan tingkat
keparahan.
b. Kifosis
Diskripsi : peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal.
Penyebab : kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket tuberkolosis spinal.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal, menggunakan papan tempat tidur, memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
Diskripsi : peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal.
Penyebab : kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket tuberkolosis spinal.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal, menggunakan papan tempat tidur, memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
c.Kifolordosis
Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Penyebab: kondisi congenital.
Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan
untuk kifosis dan lordosis berdasarkan penyebab.
d.Skoliosis
Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak sama
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak sama
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
e.Kifoskoliosis
Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
f.Dysplasia Pnggung Kongenital
Diskripsi: ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan
abduksi pinggul, dan kadang-kadang kontraktur adduksi (kaput vemur tidak
bersambung dengan assetatbulum karena abnormal kedangkalan assetatbulum).
Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang). Penatalaksanaan: mempertahankan abduksi paha yang terus menerus sehingga kaput vemur menekan ke bagian tengah assetatbulum, beban abduksi, gips, pembedahan.
g. Knock-knee
(genu varum)
diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga
lutut rapat jika seseorang berjalan.
Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh pertumbuhan.
Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh pertumbuhan.
H.Lordosis
adalah kelainan pada tulang belakang dimana hyperekstensi dari tulang lumbal.
Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.
Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.
adalah kelainan pada tulang belakang dimana hyperekstensi dari tulang lumbal.
Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.
Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.
2.2.6 Askep
gangguan Body alligment
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Untuk
melakukan pengkajian body alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien pada
saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengkaji antara lain :
1. Posisi berdiri
Lakukan
inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior. Pasien
dalam posisi berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta bahu dan
pinggul harus lurus dan sejajar, apabila posisi tidak sesuai dengan posisi
berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada gangguan pada otot
dan tulang pasien.
2. Posisi duduk
Pada saat
keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan yang sama pada
saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan
verterba kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien yang dalam
keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis otot serta adanya
sensasi (kerusakan saraf)
3. Posisi berbaring
Letakan
pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari
tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra
harus lurus dengan alas yang ada . apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka
terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya kelemahan.
4. Cara berjalan
Dikaji
untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari terjatuh,
pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat memperhatikan
hal-hal berikut ini :
a. Kepala tegak, pandangan lurus kedepan,
punggung tegak.
b. Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu
sebelum jari-jari kaki.
c. Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik
d. Mudah untuk memulai dan mengakhiri
berjalan
e. Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X
per menit, kecuali pada orang tua mungkin 40 X per menit.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan posisi
duduk, berdiri dan berbaring yang salah akibat pemakaian gips pada daerah
ekstremitas
2. Gangguan mobilitas berhubungan dengan
drop foot lutut akibat kontraktur
3. Resiko cedera berhubungan dengan
gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan otot
C. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pertahankan posisi tubuh yang tepat
dengan pengaturan posisi yang tepat
2. Perbaiki postur tubuh pada tingkat
optimal dengan melatih berdiri, duduk dan berbaring secara optimal.
3. Kurangi cedera akibat posisi tubuh yang
tidak tepat dengan membantu pasien melakukan aktifitas sehari-hari
4. Kurangi beban otot dengan cara meletakan
alat dekat dengan pasien dan bantu pasien pada saat melakukan kegiatan yang
bersifat berat.
5. Cegah komplikasi akibat postur tubuh
yang tidak tepat.
D. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi
yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatanuntuk mengatasi gangguan postur
tubuh adalah tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam postur tubuh dan
pasien mampu melaksanakan aktifitas dengan mudah serta tidak merasakan
kelemahan.
iNTERVENSI
Untuk
masalah standing alignment:
• Jika
kontraktur fleksi pada spina servikal: cegah kontraktur yang lebi lanjut
lurangi kontraktur yang ada
• Jika
tidak mengalami kontraktur: cegah jangan sampai terjadi ontraktur
• Kondosis
• Latihan
mengempeskan perut
• Latihan
menguatkan dan menyokong otot-otot tulang belakang yang menyokong spina
lumbaris dan otot-otot abdomen
Latihan
untuk meningkatkan body alignment yang baik:
• Berjalan
• Berenang
Intervensi
Untuk masalah pada sitting alignment:
• Duduk
dikursi
• Duduk
dikursi roda
• mempengaruhi tulang belakang danàDuduk
disamping tempat tidur berhubungan
dengan ukuran dan bentuk objek yangàekstremitas atas digunakan
Tempat
duduk dan sandaran kursi harus aps utuk individu tersebut:
• Tempat
duduk tidak terlalu tinggi
• Tempat
duduk tidak terlalu rendah
• Sandaran
kursi tidak terlalu jauh
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Body mekanik merupakan cara
menggunakan tubuh secara efesien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga,
terkoordinasi, serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan
selama beraktivitas. Prinsip pergerakan mekanik meliputi :
ü Gravitasi
ü Keseimbanagan
ü Berat
Ambulasi
adalah Gerakan yang
benar dapat membantu mempertahankan keseimbangan tubuh.Faktor
yang mempengaruhi pergerakan dan ambulasi yaitu:
·
Status Kesehatan.
Terjadi
penurunan koordinasi yang disebabkan oleh penyakit berupa berkurangya melakukan aktifitas sehari-hari.
·
Nutrisi.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan
kelemahan otot dan memudahkan terjadi penyakit.contoh: tubuh yang kekurangan
kalsium akan lebih mudah fraktur.
·
Emosi.
Kondisi psikologi seseorang dapat
mudah memudahkan perubahan perilaku yang dapat menurunkan kemampuan mekanika
tubuh dan ambulasi yang baik.
• Situasi dan Kebiasaan.
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan
sesorang misalnya sering mengangkat benda-benda yang berat.
• Gaya Hidup.
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan kemungkinan
besar akan menyebabkan kecerobohan dalam beraktifitas.
• Pengetahuan.
Pengetahuan yang baik dalam pengguanaan mekanika tubuh akan mendorong
seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang
dikeluarkan.
Body alignment adalah
susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian-bagian
tubuh yang lain. Prinsip body alligment adalah sebagai berikut:
1.Keseimbangan
dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support.
2.
The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan
keseimbangan lebih besar.
3.Jika
line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak
digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
4.The
base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan
menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
5.
Perubaan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.
6.Body
alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri kelelahan
otot dan kontraktur.
7.Karena
struktur enatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara
individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
8.Memperkuat
otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament ketika body
alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hati-hati.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadikan
tambahan ilmu bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya . Namun ,
penulis juga membutuhkan kritik yang membangun untuk menjadikan tambahan ilmu
bagi penulisnya dan menjadikan lebih baik dalam penulisan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Alimul ,Aziz. 2006. Pengantar
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Potter and perry volume 2. 2006.
Fundamental of Nursing . Jakarta : EGC
http//:www.google.com
Nurma ningsih,Lukman.2009.asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan system musculoskeletal.jakarta :salemba medika
Potter,
Perry.2006.Konsep Proses dan praktik,
Fundamental Keperawatan, vol. 2, edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC.
Perry,A,G.& Potter,P.A. 1999.Fundamental
Keperawatan,buku kedokteran.Jakarta:EGC