28Sabtu,Maret

BODY MEKANIK DAN BODY ALLIGMENT



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam hidup ini manusia perlu mempertahankan keseimbangan tubuh. Akan  tetapi, terkadang manusia juga mengalami penurunan dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Maka dari itu, kita perlu mempelajari kebutuhan mekanika tubuh dan postur tubuh yang baik.
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk postur/bentuk tubuh.
Manusia dapat bergerak berpindah tempat sesuai keinginannya. Gerak bebas tersebut terjadi sebagia hasil kerja sama antara dua sistem organ, yaitu kerangka atau rangka dan otot. Rangka yang tersusun atas tulang-tulang dapat bergerak karena di gerakkan otot. Jadi sebenarnya rangka tidak mempunyai kemampuan untuk menggerakkan dirinya. Oleh sebab itu, rangka disebut alat gerak pasif.
Otot mempunyai kemampuan untuk berkontraksi atau memendek dan berlelaksasi atau mengendur. Jika otot memendek akan dihasilkan tenaga dan terjadilah gerakan organ-organ yang dilekati atau pun organ disekitarnya kearah tertentu. Bila otot mengendur maka organ-organ akan bergerak kearah yang berlawanan. Berdasarkan ini maka otot disebut alat gerak aktif.
Postur tubuh/body aligment merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah persendian, tendon, ligamen, dan otot. Apabila keempat bagian tersebut digunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dalam posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar.
Body alignment yang buruk dapat mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat mengarah pada gangguan. Perawat merupakan role model yang penting dalam mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik.
Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik, mengurangi jumlah energi yang digunakan, mempertahankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan, memperluas ekspansi paru, dan memingkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal.
1.2    RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan body mekanik?
2.      Bagaimna prinsip pergerakan/mekanik?
3.      Faktor apa saja yang mempengaruhi pergerakan dan ambulasi?
4.      Bagaimana konsekuensi kurangnya ambulasi?
5.      Apa saja struktur abnormal yang pengaruh pergerakan dan ambulasi?
6.      Bagaiman asuhan keperaatan body mekanik?
7.      Apa yang dimaksud dengan body alligment?
8.      Apa prinsip body alligment?
9.      Apa yng dimaksud dengan gravity?
10.    Apa yang dimaksud dengan postural reflekxes dan opposing muscle group?
11.    Bagaiman perubahan dalam postur dan struktur anatomi?
12.  Apa saja struktur abnormal yang mempengaruhi posisi dan konsekuensi posisi tubuh yang    kurang baik?
13.   Bagaimna asuhan keperawatan gangguan BA?

     1.3  TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan Makalah ini adalah Agar mahasiswa keperawatan dapat mengetahui dan memahami serta dapat menerapkan konsep body mekanik dan body alligment.
.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Body Mekanik
Merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan system saraf untuk mempertahankan keseimbangan tubuh dengan tepat. Mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efesien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi, serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas.

2.1.1  Prinsip Pergerakan Mekanik
Body mekanik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan digunakannya tubuh dan bagian-bagianya secara effisien , aman dan terkoordinasi untuk memindahkan suatu obyek dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Dalam hal ini difokuskan pada penggunaan body mekanik oleh perawat pada saat mengatur posisi pasien diatas bed , memindahkan pasien diantara bed,kursi roda dan brankat.
Perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan memindahkan klien, dan menggerakan objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat unuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien. Perawat juga mengganbungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh. Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
     a.    Gravitasi
            Merupakan prinsip yang  pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi :
1) Pusat gravitasi (center of grafity), titik yang berada dipertengahan bulan.
2) Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis imajiner vertikal melalui pusat gravitasi.
3) Dasar dari tumpuan (base of support), merupakan  dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang/menahan tubuh.
b.   Keseimbangan
Keseimbangan  dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
    c.  Berat
 Dalam menggunakan mekanika tubuh, yang sangat diperhatikan adalah berat atau bobot benda yang akan diangkat karena berat benda tersebut akan mempengaruhi mekanika tubuh.

2.1.2 Pergerakan dasar dalam mekanika tubuh
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya:
a.      Gerakan ( ambulating ).
Gerakan yang benar dapat membantu mempertahankan keseimbangan tubuh. Contoh: keseimbangan orang saat berdiri dan saat jalan akan berbeda. Orang yang berdiri akan lebih mudah stabil disbandingkan dalam posisi jalan. Dalam posisi jalan akan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain, dan posisi gravitasi akan selalu berubah pada posisi kaki.
b.      Menahan ( squatting ).
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah.contoh : posisi orang duduk akan berbeda dengan orang jongkok, dan tentunya berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan diperlukan dasar tumpuan yang tepat.
c.       Menarik ( pulling ).
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. Yang perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda, posisi kaki dan tubuh dalam menarik, sodorkan telapak tangan dana lengan atas dipusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk, lalu dilakukan penarikan.



d.  Mengangkat ( lifting ).
Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik. Gunakan otot-otot besar besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawa, perut, dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
e.  Memutar ( Pivoting ).
Merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga unsur gravitasi agar tidak berpengaruh buruk pada postur tubuh.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pergerakan dan ambulasi
            Ambulasi (ambulation) adalah tindakan berjalan atau bergerak dari satu tempat ke tempat lain tanpa perangkat seperti tongkat atau kruk atau usaha seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah tempat.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Mekanika Tubuh dan Ambulasi
·         Status Kesehatan.
. Perubahari status kesehatan dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistcm saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dan lain-lain.
·         Nutrisi.
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dari memudahkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh, tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.
·         Emosi.
Kondisi psikologis sesearang dapat memudahkan perubahan perilaku ­yang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dari ambulasi baik. Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri yang rendah, akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.    
·         Situasi dan Kebiasaan.
 Situasi dan kebiasaan yang dilakukan sesorang misalnya sering mengangkat benda-benda yang berat.

·         Gaya Hidup.
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat mengganggu koordinasi antara sistem muskuloskeletal dan neurologi, yang akhirnya mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
·         Pengetahuan.
kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang berisiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurolobri dan muskuloskcletal. Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pcngetahuan yang buruk tentang penggunaan mekanika tubuh akan memperbanyak tenaga yang di keluarkan.
2.1.4 Konsekuensi kurangnya ambulasi
            Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah sebagai berikut  :
·         Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam system muskuloskletal.
Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang  salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal,  misalnya kelainan pada tulang vertebrata.
1.       Jatuh
2.       Cidera belakang
Harber (1985), memberikan daftar penyebab cidera belakang yang paling sering terjadi pada perawat yang bekerja di rumah sakit yaitu :
a.       Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%)
b.      Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%)
c.       Memindahkan bed (27%)
d.      Mengangkat pasien keatas brankat(22%)
2.1.5 Struktur abnormal yang mempengaruhi pergerakan dan ambulasi
Beberapa gangguan pada muskuloskeletal dapat merangsang pergerakan:
a.       Osteoporosis
      Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
b.       Compression fraktur pada vertebra
      Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang).
c. Osteoartritis
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi.
Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.
Pada kondisi kekurangan cairan sinovial lapisan kartilago yang menutup ujung tulang akan bergesekan satu sama lain. Gesekan tersebut akan membuat lapisan tersebut semakin tipis dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri.
d. Osteomyelitis  
      adalah peradangan sumsum tulang dan jaringan tulang disekitarnya yang di sebabkan oleh infeksi mikroganisme pathogen (yang dapat menyebabkan penyakit), umunya oleh jenis staphylococcus bakteri biasanya mencapai tulang secara langsung melalui luka terbuka tapi dapat pula melalui hematogen (penyebaran melalui peredaran darah) osteomyelitis banyak terjadi pada anank
e. Ankylosing spondilitis
Merupakan penyakit jaringan ikat yang ditandai dengan peradangan pada tulang belakang dan sendi-sendi yang besar, menyebabkan kekakuan dan nyeri. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi penyakit ini cenderung menyerang anggota keluarga, menunjukkan adanya peran dari genetik.

f. Rhematoid artritis
Merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang. RA dapat mengakibatkan nyeri, kemerahan, bengkok dan panas di sekitar sendi. Berdasarkan studi, RA lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria dengan rasio kejadian 3 : 1.
Umumnya penyakit ini menyerang pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun. Gejala yang lain yaitu berupa demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah dan kurang darah. Namun kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya. Diperkirakan kasus Rheumatoid Arthritis diderita pada usia di atas 18 tahun dan berkisar 0,1% sampai dengan 0,3% dari jumlah penduduk Indonesia.
g. Skoliosis
Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya.  Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung.
Ahli bedah tulang (ortopedi) mengklasifikasikan idiofatik skoliosis ke dalam empat kategori berdasarkan usia penderita ketika kelengkungan tulang terlihat untuk pertama kalinya. Keempat kategori tersebut adalah skoliosis idiofatik anak-anak, remaja, pada remaja yang berada di sekitar masa pubertas, dan dewasa.
i. Atropi otot
Atrofi (bahasa Inggris: atrophy) merupakan simtoma penyusutan jaringan atau organ. Atrofi berkemungkinan berlaku akibat tindak balas adaptasi terhadap tekanan sehingga isi padu sel mengerut dan seterusnya keperluan tenaga diturunkan ke tahap yang minimum. penyebab lain yang mungkin ialah sel kurang digunakan seperti dalam otot rangka. selain penurunan keperluan sesuatu fungsi, kekurangan bekalan oksigen atau nutrisin, inflamasi kronik dan proses penuaan juga menyumbang kepada fenomena atropi. Begitu juga dengan gangguan isyarat dalam tindakan hormon berakibat fungsi sesuatu organ berkurangan.
j. Ketegangan dan keseleo.

2.1.6 pengkajian mekanik tubuh dan ambulasi
      Pengkajian keperawatan pada masalah mekaika tubuh dan ambulasi, antara lain menilai adanya kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk, kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan posisi. Selanjutnya, menilai adanya kelainan dalam mekanika tubuh pada saat duduk, beraktivitas atau saat pasien mengalami bergerakan serta pengkajian terhadap status ambulasinya. Kemudian, menilai gaya berjalan pasien (mantap atau tegak lurus), ayunan lengan atas (pantas atau tidak), kaki ikut siap pada saat ayunan atau tidak, langkah jatuh jauh dari garis gravitasi atau tidak serta berjalan apakah diawali dan diakhiri dengan mudah atau tidak.
      1.Pengkajian
Menilai kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara :
·         Bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk .
·         Bangkit dari kursi ke posisi berdiri
·         Menilai gaya berjalan
·         Perubahan posisi
·         Saat pasien bergerak
·         Saat beraktifitas
·         Status ambulasi

2.1.7 Diagnosa keperawatan
Ø  Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengam adanya kelemahan akibat spasme pada extremitas, nyeri akibat arthritis, penggunaan alat bantu dalam waktu yang lama.
Ø  Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralysis, gaya berjalan tidak stabil, penggunaan tongkat yang tidak benar.
Ø  Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.

2.1.8 Rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan mekanik tubuh dan ambulasi
Tujuan :
Ø  Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh  pada saat melakukan aktifitas.
Ø  Memulihkan dan memperbaiki ambulasi
Ø  Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh

Perencanaan :
Ø  Terapi latihan : Mobilitas Sendi : pergerakan tubuh aktif atau pasif untuk mempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas sendi.
Ø  Penaturan Posisi : tempatkan pasien yang sesuai untuk meningkatkan kenyamanan, meningkatkan integritas kulit, dan mendukung kemandirian.
Ø  Berikan penguatan positif selama aktivitas
Ø  Dukung pasien / keluarga untuk memandang keterbatasan secara realistis.
Ø  Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
Ø  Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
Ø  Catat tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas
Ø  Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi dalam katihan aktivitas
Ø  Lakukan istirahat yang adekuat setelah latihan dan aktivitas
Ø  Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
Ø  Berikan pendidikan kesehatan tentang :
Ø  Perubahan gaya hidup untuk menyimpan energy
Ø  Penggunaan alat bantu pergerakan.
2.1.9 Tindakan keperawatan
a.  Latihan ambulasi
ü  Membantu klien duduk diatas tempat tidur
Cara :
·   Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
·    Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badannya dengan telapak tangan menghadap ke bawah
·   Berdirilah di samping tempat tidur kemudian letakkan tangan pada bahu pasien.
·   Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang / bantal.
b.      Turun dan berdiri
Cara :
·         Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
·         Atur kursi roda dalam posisi terkunci
·         Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki merenggang
·         Fleksikan lutut dan pinggang Anda.
·         Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua tangannya di bahu Anda dan letakkan kedua tangan Anda di samping kanan dan kiri pinggang pasien
·         Etika pasien melangkah ke lantai tahan lutut Anda pada lutut pasienBantu pasien tegak dan
·         jalan sampai ke kursi
·          Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi agar nyaman
·         Membantu berjalan
Cara :
·         Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
·         Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau memegang telapak tangan Anda.
·         Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan bahu pasien
·         Bantu pasien berjalan
2)      Membantu Ambulasi dengan Memindahkan Pasien
Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur ke branchard.
Cara :
·         Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
·         Atur branchard dalam posisi terkunci
·         Bantu pasien dengan 2-3 perawat
·         Berdiri menghadap pasien
·         Silangkan tangan di depan dada
·         Tekuk lutut Anda, kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien.
·         Perawat pertama meletakkan tangan di bawah leher / bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki.
·         Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard
·         Atur posisi pasien di branchard

2.1.10 Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah mekanika tubuh dan ambulasi adalah :
-  Masalah mekanika tubuh dan ambulasi teratasi dengan baik.
-  Klien mampu menggunakan mekanika tubuh dengan baik.
-  Klien mampu menggunakan alat bantu gerak dengan baik.
- Klien mampu mengambil benda, naik turun, tidur dan berjalan dengan mandiri.

2.2 Pengertian Body Alligment
            Body alignment adalah susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Body alignmen baik akan meningkatkan keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam posisi berdiri, duduk, maupun tidur. Body aligment yang baik: keseimbangan pada persendian otot, tendon, ligamen.
Body Alignment yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan yang baik,
mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan, mengurangi kelelahan, memperlyas ekspansi paru Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal
Body alignment yang buruk dapat: Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat mengarah pada gangguan. Perawat merupakan role model yang penting dalam mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh yang baik.


2.2.1 Prinsip body alligment
Prinsip body alligment adalah sebagai berikut:
1.Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support.
2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan keseimbangan lebih besar.
3.Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
4.The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubaan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.
6.Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri kelelahan otot dan kontraktur.
7.Karena struktur enatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
8.Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hati-hati.
2.2.2 Gravity
Gravity adalah atraksi timbal balik antara tubuh dan bumi. Pusat gravity adalah titik pusat seluruh massa dari suatu objek. Memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.  Garis gravitasi, merupakan garis imaginer vertical melalui pusat gravitasi. Dasar tumpuan, merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang atau menahan tubuh.
2.2.3  Postural reflekxes dan opposing muscle group
            Merupakan aksi dari otot postural (ekstensor) yang terus menerus menahan seseorang pada posisi tegak melawan grafitasi bumi.
Jenis dari postural reflex :
a.Otot ekstensor: otot-otot anti gravity.
b. Kontraksi otot-otot menyokong posisi tegak disebut postural tonus.

c.Numorous postural/Righting reflek merangsang dan mempertahankan postural tonus adalah:
1.       Labryn sense
Organ sensor yang  terdapat dalam organ telinga bagian dalam
2.       Visual /optic reflek
Sensasi visual membantu seseorang dalam mendapatkan kesadaran mengenai tata ruang dan hubungan antara satu subyek dengan lingkungannya.
3.        Proprioceptor /kinestetik sense
Ini sering disebut sebagai indera keenam .
4.       Ekstensor atau anti grafitasi reflex
Yang termasuk otot-otot ekstensor diantaranya otot-otot pada ekstremitas bawah,otot-otot abdomal,otot-otot adductor pada scapula dan otot-otot kaki bawah.
5.       Plantar reflex
Tekanan melawan telapak kaki oleh permukaan tanah akan menimbulkan reflex kontraksi otot-otot ekstensor dari otot-otot kaki bagian bawah

Pembentukan postur tubuh dapat dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Status Kesehatan. Perubahan status keschatan dapat mc;nimbulkan keadaan yang tiidak optimal terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh.
2. Nutrisi. Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu proses pengaturan keseimbangan organ, otot, tendon, ligamen dan persendian. Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan energi pada organ tersebut akan kurang sehingga dapat proses keseimbangan.
3.Emosi. Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga kescimbangan tubuh. Ilal tersebut dapat mcmcngaruhi proses koordinasi pada otot, ligamen, sendi dan tulang.
4. Gaya Hidup. Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang jadi lebih baik atau bahkan sebaliknya menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan kcgiatan sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkcmbang dengan baik.
5.Perilaku dan Nilai. Adanya perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh. Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempati dapat memengaruhi proses pembcntukan postur tubuh orang lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.

2.2.4 Perubahan dalam postur dan struktur anatomi
            Beberapa posisi tubuh dalam aktivitas tertentu benar ataupun salah, jika berlangsung lama akan menyebabkan kerusakan syaraf-syaraf superfasialis,kerusakan pembuluh darah serta kontraktur. Setiap orang mempunyai anatomi yang berbeda, ini akan membawa pengaruh pada postur tubuh sesorang , meskipun hanya sedikit.
2.2.5 Struktur abnormal yang mempengaruhi posisi dan Konsekuensi posisi tubuh yang kurang baik
a. Tortikolis
Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot sternokleidomastoideus berkontraksi.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi berdasarkan penyebab dan tingkat     keparahan.
b. Kifosis

Diskripsi : peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal.
Penyebab : kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket tuberkolosis spinal.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal, menggunakan papan tempat tidur, memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
c.Kifolordosis
Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan lordosis berdasarkan penyebab.
d.Skoliosis

Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak sama
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
e.Kifoskoliosis
Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
f.Dysplasia Pnggung Kongenital
Diskripsi: ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi pinggul, dan kadang-kadang kontraktur adduksi (kaput vemur tidak bersambung dengan assetatbulum karena abnormal kedangkalan assetatbulum).

Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang).
Penatalaksanaan: mempertahankan abduksi paha yang terus menerus sehingga kaput vemur menekan ke bagian tengah assetatbulum, beban abduksi, gips, pembedahan.


g. Knock-knee (genu varum)
diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat jika seseorang berjalan.
Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh pertumbuhan.
H.Lordosis

adalah kelainan pada tulang belakang dimana hyperekstensi dari tulang lumbal.
Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.
Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.

2.2.6 Askep gangguan Body alligment
            A.      PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Untuk melakukan pengkajian body alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien pada saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji antara lain :
1.       Posisi berdiri
Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior. Pasien dalam posisi berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar, apabila posisi tidak sesuai dengan posisi berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada gangguan pada otot dan tulang pasien.


2.       Posisi duduk
Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan yang sama pada saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien yang dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis otot serta adanya sensasi (kerusakan saraf)
3.       Posisi berbaring
Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada . apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya kelemahan.
4.       Cara berjalan
Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari terjatuh, pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat memperhatikan hal-hal berikut ini :
a.       Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.
b.      Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.
c.       Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik
d.      Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan
e.      Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua mungkin 40 X per menit.
B.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.       Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk, berdiri dan berbaring yang salah akibat pemakaian gips pada daerah ekstremitas
2.       Gangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot lutut akibat kontraktur
3.       Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan otot
C.      PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEPERAWATAN
1.       Pertahankan posisi tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi yang tepat
2.       Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih berdiri, duduk dan berbaring secara optimal.
3.       Kurangi cedera akibat posisi tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien melakukan aktifitas sehari-hari
4.       Kurangi beban otot dengan cara meletakan alat dekat dengan pasien dan bantu pasien pada saat melakukan kegiatan yang bersifat berat.
5.       Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat.
D.      EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatanuntuk mengatasi gangguan postur tubuh adalah tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam postur tubuh dan pasien mampu melaksanakan aktifitas dengan mudah serta tidak merasakan kelemahan.
iNTERVENSI
Untuk masalah standing alignment:
• Jika kontraktur fleksi pada spina servikal: cegah kontraktur yang lebi lanjut lurangi kontraktur yang ada
• Jika tidak mengalami kontraktur: cegah jangan sampai terjadi ontraktur
• Kondosis
• Latihan mengempeskan perut
• Latihan menguatkan dan menyokong otot-otot tulang belakang yang menyokong spina lumbaris dan otot-otot abdomen
Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik:
• Berjalan
• Berenang
Intervensi Untuk masalah pada sitting alignment:
• Duduk dikursi
• Duduk dikursi roda
  mempengaruhi tulang belakang danàDuduk disamping tempat tidur  berhubungan dengan ukuran dan bentuk objek yangàekstremitas atas digunakan
Tempat duduk dan sandaran kursi harus aps utuk individu tersebut:
• Tempat duduk tidak terlalu tinggi
• Tempat duduk tidak terlalu rendah
• Sandaran kursi tidak terlalu jauh







     

BAB III
PENUTUP

      3.1 Kesimpulan
            Body mekanik merupakan cara menggunakan tubuh secara efesien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi, serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas. Prinsip pergerakan mekanik meliputi :
ü  Gravitasi
ü  Keseimbanagan
ü  Berat
Ambulasi adalah Gerakan yang benar dapat membantu mempertahankan keseimbangan tubuh.Faktor yang mempengaruhi pergerakan dan ambulasi yaitu:
·         Status Kesehatan.
 Terjadi penurunan koordinasi yang disebabkan oleh penyakit berupa    berkurangya melakukan aktifitas sehari-hari.
·         Nutrisi.
 Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadi penyakit.contoh: tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah fraktur.
·         Emosi.
 Kondisi psikologi seseorang dapat mudah memudahkan perubahan perilaku yang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik.
      Situasi dan Kebiasaan.
 Situasi dan kebiasaan yang dilakukan sesorang misalnya sering mengangkat benda-benda yang berat.
      Gaya Hidup.
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan kemungkinan besar akan menyebabkan kecerobohan dalam beraktifitas.
      Pengetahuan.
Pengetahuan yang baik dalam pengguanaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan.

            Body alignment adalah susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Prinsip body alligment adalah sebagai berikut:
1.Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support.
2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan keseimbangan lebih besar.
3.Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
4.The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubaan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.
6.Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri kelelahan otot dan kontraktur.
7.Karena struktur enatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
8.Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hati-hati.

3.2 Saran
      Semoga makalah ini dapat menjadikan tambahan ilmu bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya . Namun , penulis juga membutuhkan kritik yang membangun untuk menjadikan tambahan ilmu bagi penulisnya dan menjadikan lebih baik dalam penulisan makalah  berikutnya.





DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Alimul ,Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Potter and perry volume 2. 2006. Fundamental of Nursing . Jakarta : EGC
http//:www.google.com
  Nurma ningsih,Lukman.2009.asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system musculoskeletal.jakarta :salemba medika
     Potter, Perry.2006.Konsep Proses dan praktik, Fundamental Keperawatan, vol. 2, edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC.
        Perry,A,G.& Potter,P.A. 1999.Fundamental Keperawatan,buku kedokteran.Jakarta:EGC